Kamis, 18 April 2013

Prof Yusril: Sistem Proporsional Rawan Kecurangan, PBB Ingin Pemilu Sistem Distrik

1. Pemilu Malaysia gunakan sistem distrik. Penghitungan jd sederhana, mudah diawasi dan pemenang segera diketahui

2. Pemilu Indonesia sangat kompleks. Suara dikumpulkan keatas dari TPS di RT/RW sampai ke KPU Pusat shg rawan dicurangi

3. Keruwetan pelaksanaan sistem proporsional kita ditambah lagi dg keruwetan yg diciptakan KPU yg suka buat aturan menyimpang dari UU

4. PBB satu2nya partai yg ingin gunakan Pemilu sistem diistrik sejak thn 1999, tapi tak ada partai lain yg mau

5. Kecurangan paling rawan dlm Pemilu kita adalah karena hsl perhitungan dibawa secara berjenjang dari TPS ke desa, kecamatan, kabupaten dst

6. ke provinsi sampai ke Jakarta utk ditabulasi oleh KPU Pst. Hanya yg punya akses kuat ke KPU dan birokrasi/polisi yg suaranya aman

7. Akses kuat ke KPU, birokrasi dan polisi itu tergantung pd uang dan kekuasaan. Tanpa itu, suara sbh partai dg mudah disabot partai lain;

8. Hanya Pemilu 1955 dan 1999 yg mendekati kejujuran. Pemilu yg lain penuh dg manipulasi yg dikendalikan uang dan kekuasaan;

9. Banyak rakyat yg tertipu dg hasil Pemilu. Banyak pengamat yg bias menganalisa kekuatan real politik di negara kita

10. Analis melihat data hasil Pemilu tanpa memperhitungkan bahwa sebagian besar hasil itu adalah manipulasi dan kecurangan

11. Perhitungan suara secara berjenjang dr TPS sampai KPU Pst, sukar utk dikontrol oleh partai yg tak punya uang dan akses ke KPU/birokrasi

12. Kalau kecurangan itu dibawa ke MK pembuktiannya pun sulit. Bagaimana mau hadirkan ribuan saksi di TPS ke MK, hampir tak mungkin

13. Itulah tragedi demokrasi kita. Sistem sengaja dibikin ruwet dan hasilnya jauh dari kejujuran. Malah penuh manipulasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar