Kamis, 23 Mei 2013

Prof Yusril: Intelektual Sejati Berpolemik Secara Argumentatif, Kaum Pseudo-Intelektual Berpolemik Gunakan Kata-Kata Kasar

1. Kaum intelektual, jika mereka berbeda pendapat, mereka serang pendapat lawannya dengan argumentasi, namun tetap gunakan bahasa yg baik

2. Kaum intelektual saling menghargai sesama. Bagi mereka tdk ada kebenaran absolut dalam pemikiran, karena itu mrk saling belajar

3. Simaklah Tahafut al Tahafut Ibnu Rusyd, bagaimana dia serang kitab Tahafutul Falasifah karya Imam Ghazali

4. Ibn Rusyd begitu argumentatif mematahkan argumen al Ghazali dg bahasa yg baik, dan tdk sedikitpun menyerang pribadi

5. Bacalah buku Polemik Kebudayaan tahun 1930an ketika St Takdir, Dr Sutomo, Adinegoro dll terlibat polemik. Mereka santun dan saling hormat

6. Bacalah polemik keras antara Sukarno dengan M. Natsir tentang agama dan negara. Keduanya beda ideologi, tapi santun dan saling menghormati

7. Coba baca risalah debat tentang dasar negara di Konstituante, antara tokoh2 PNI, Masyumi, PKI, NU, PSI, Parkindo, Partai Katolik dll

8. Debat di Konstituante itu luar biasa kerasnya antara tokoh2 beda ideologi dan kepentingan politik. Namun meski beda ideologi dan kepentingan, bahasa mtk umumnya tetap santun dan intelek

9. Voltaire berkata: saya tdk setuju pendapat anda. Kapanpun dan dimanapun anda mengemukakan pendapat itu, akan saya tentang habis2an

10. Namun dibalik itu, kata Voltaire, kebebasan anda mengemukakan pendapat itu, kapanpun dan di manapun, akan saya bela mati2an

11. Saya baca, Natsir mengutip kata2 Voltaire dalam pidatonya ttg dasar negara di Konstituante. Debat memang keras, namun kata2 tetap sopan

12. Sy pernah berpolemik dengan Magnis Suseno, Nurcholish Madjid, Affan Gaffar dll. Saya belajar dan mengikuti tradisi polemik para pendahulu

13. Masalahnya sekarang, apakah kita mau menjadi intelektual sejati ataukah mau menjadi pseudo-intelektual

14. Intelektual sejati akan berpolemik secara argumentatif, gunakan bahasa yg santun dan tdk menyerang pribadi lawan polemiknya

15. Sebaliknya, kaum pseudo-intelektual berpolemik tanpa kejelasan argumen, gunakan kata2 kasar, dan menyerang pribadi lawan polemiknya

Sumber: https://twitter.com/Yusrilihza_Mhd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar