Selasa, 01 Oktober 2013

Chappy Hakim: Penyebab Pesawat Terbang Terasa Panas di Darat

Sebentar lagi, saya akan coba jelaskan tentang kenapa pesawat terbang di darat terasa panas sehingga penumpang memaksa buka emergency exit !

Pada prinsipnya pesawat produksi baru pasti nyaman dan Insya Allah aman, karena merupakan hasil penyempurnaan yang terus menerus.

Pesawat terbang dilengkapi AC, dikenal sbg Airconditioning and Pressurization System, yang biasanya dijalankan oleh generator mesin pesawat.

Pada saat mesin mati, biasanya AC pesawat juga mati. Dia bisa dihidupkan dlm keadaan mesin mati oleh APU (Auxillary Power Unit) di pesawat

Kalau masa didarat cukup lama, biasanya digunakan semacam APU External atau Ground Power Unit/Ground AC blower dari luar pesawat.

Itu sebabnya Maskapai harus siap dengan Ground Support Equipment ditempat2 tujuan atau menyewa yang ada di Bandara (biasanya disiapkan)

Dengan penjelasan ini, maka sebenarnya tidak ada alasan apapun yg bisa diterima, pesawat didarat "panas", kecuali ada kerusakan alat2 tadi.

Dari informasi terbatas dari media, maka di MDO itu kemungkinan besar yang rusak adalah APU dipesawat sehingga AC tdk hidup.

Harusnya bisa gunakan external power supply yang ada di Bandara; Mungkin juga ada kerusakan yg menyebabkan external power tdk bisa digunakan

Pesawat terbang baru itu hampir sama dengan mobil, walau baru bila perawatan tdk sesuai manual, maka akan banyak masalah yang muncul.

Sebenarnya ada Captain Pilot sbg pemimpin penerbangan yg harus mengelola crew + perwakilan Maskapai di Bandara utk melayani penumpang.

Apapun yang dihadapi, sudah ada ketentuan + aturan Maskapai tentang bagaimana cara bertindak utk melayani penumpang dengan baik.

Cara bertindak awak pesawat + pegawai didarat sebuah Maskapai terhadap pelanggannya sangat tergantung sikap pihak Manajemen (CorporateCulture)

Budaya Perusahaan dari sebuah Maskapai sangat tergantung Tim Manajemen nya memberikan pedoman dlm melayani utk "kepuasan penumpang"

Secara Garis Besar pedoman itu bisa dilihat dari regulasi/peraturan/undang2 penerbangan baik internasional maupun nasional, tinggal diikuti.

Tentang perawatan pesawat sudah tercantum dengan jelas dalam Maintenance Manual pesawat dan seharusnya juga Manual Maskapai ybs.

Kerusakan2 yg terjadi di pesawat, jarang yang terjadi tiba2, biasanya bisa dilihat riwayatnya di Log Book tersebut (tiap pswt punya log book)

Pilot pasti sudah tau dan pasti akan mengantisipasi kerusakan2 yang akan dihadapi dg melihat logbook atau dengar dari Pilot sebelumnya.

Untuk dapat mengoperasikan pesawat dg baik tdk hanya diperlukan skill yang memadai tetapi juga pengetahuan ttg sistem tertentu di pesawat.

Sebenarnya untuk pesawat baru, semuanya sudah menjadi mudah, tetapi biasanya ada kecenderungan menggampangkan shg bisa juga bermasalah.

Tentang pintu darurat : Hanya boleh dioperasikan oleh Authoriized Personnel/Crew dan atau atas perintah Crew dhi Captain Pilot.

Pintu atau jendela darurat berbeda dg pintu normal, dia nggak bisa dibuka terus ditutup lagi. Emergency Exit di disain utk keadaan darurat

artinya didisain utk mudah dibuka oleh siapa saja dengan membuka "sealed" nya/pengaman' jadi kalo sdh terbuka dia harus ditutup lagi dg sealed nya lagi sesudah dilakukan test bahwa sudah tertutup rapat; 

Berbeda dg pintu normal yg Locking system nya berbeda dalam arti tidak mudah dibuka oleh orang awam. Tidak semudah membuka emergency exit.

Intisarinya adalah, semua sudah ada ketentuan dan prosedurnya, bila diikuti saja, pasti tidak akan ada masalah yang berarti.

Masalahnya dalam keadaan kurang sdm (pilot/teknisi/atc dll) dan juga "over capacity" + infra struktur lainnya, maka terbukalah peluang terjadinya penyimpangan aturan ketentuan yang berlaku, terjadilah konkalikong, karena Maskapai bersaing ketat ditengah kekurangan2 itu.

Itu pula sebabnya dalam pengelolaan penerbangan dituntut disiplin tinggi, pengawasan ketat dan sanksi dengan efek jera !

Ditengah2 kekurangan sdm dan kondisi infrastruktur kurang memadai, pihak Regulator pasti "terpaksa/dipaksa" (hrsnya nggak boleh) tidak tegas.

Tidak pernah dijumpai ada satu Maskapai yg tiba2 menjadi besar dan kemudian juga tiba2 mampu memberikan pelayanan prima kpd pelanggannya.