Senin, 07 Oktober 2013

Prof Yusril: Presiden Berwenang Terbitkan Perpu Dalam Hal Ihkwal Kegentingan Yang Memaksa

1. Saya mhn maaf kpd tvone karena masih di jalan, sehingga saya menjawab pertanyaan melalui telepon

2. Ini jawaban saya adalah bahwa menerbitkan Perpu itu adalah kewenangan Presiden yg diberikan UUD 45

3. Presiden berwenang terbitkan Perpu dlm hal ihkwal kegentingan yg memaksa spt dikatakan UUD 45

4. Apakah keadaan itu adalah kegentingan yg memaksa atau tidak shg pertimbangannya ada pada Presiden sbg pengambil keputusan

5. Orang bisa saja berdebat suatu kejadian sbg kegentingan yg mrmaksa atau tdk, namun akhirnya semuanya adalah tergantung pd sikap Presiden

6. Presiden yg bertanggungjawab untuk atasi keadaan yg mnrt pandangannya ada sifat kegentingan yg memaksa

7. Sebab itu daya berlaku Perpu adalah terbatas. Presiden hrs sampaikan Perpu segera ke DPR utk mendapat persetujuan

8. Jika disetujui Perpu tsb disahkan jadi UU. Jika ditolak, Perpu tsb hrs dicabut can tdk berlaku lagi

9. Meskipun kedudukan Perpu itu setara dg UU, saya berpendapat MK tdk berwenang menguji Perpu

10. Kalau ada yg memohon MK agar menguji Perpu, MK harus menunggu sampai Perpu itu disahkan jadi UU

11. Apakah MK nanti bisa menguji Perpu tentang Perubahan UU MK yg sedang disiapkan Presiden, jika seandainya telah disahkan jd UU?

12. Prinsipnya MK berwenang menguji UU kalau ada yg mohon pengujian. MK tdk bisa berinisiatif menguji UU. MK itu pasif tdk boleh proaktif

13. Jadi kalau tdk ada yg mohon pengujian, Perpu yg telah disahkan jd UU itu tdk bisa diapa2kan oleh MK

14. MK berwenang menguji semua UU, termasuk menguji UU yg mengatur MK sendiri. Kewenangan itu diberikan UUD 45

15. Dari sudut etik dan kepatutan, saya berpendapat MK sebaiknya tdk menguji UU yg mengatur dirinya sendiri

16. Biarkan UU tentang MK diuji secara "legislative review" oleh Presiden dan DPR sbg pembuat UU, bukan oleh MK

17. Kalau MK memeriksa perkara pengujian UU yg mengatur MK, maka secara etis semua hakim MK wajib mundur dari majelis hakim

18. Secara etis hakim wajib mundur dari majelis jika perkara yg ditangani terkait dengan kepentingannya sendiri atau keluarganya

19. Dlm UU Kekuasaan Kehakiman hal tdb juga diatur tentang wajib mundurnya hakim dari majelis kalau perkara terkait dg dirinya

20. Nah, karena 9 hakim MK itu semuanya terakait dg pengujian UU MK, maka semua mrk hrs mundur dari majelis. Kursi hakim MK akan kosong

21. Salah satu syarat jd hakim MK adalah dia seorang negarawan. Syarat spt itu tdk afa pd jabatan lain, trmasuk Presiden

22. Pertanyaannya, apakah hakim MK pantas disebut negarawan jika mengadili pengujian UU MK sendiri yg mereka berkepentingan hehehe

23. Demikian twt saya terkait dengan Rencana Perpu MK. Silahkan komentari hehe, jika mau tentu